Sabtu, 18 Mei 2013

Makam Gantung di Blitar


Mari kita sejenak jalan-jalan ke Jalan Melati, Blitar, Jawa Timur. Di mana, kita akan mengulas sebuah cerita misteri yang penuh teka-teki mengenai sebuah makam tua atau lebih dikenal dengan nama makam gantung (dalam arti yang sebenarnya).

Konon, makam gantung ini adalah makam Eyang Joyodigo - seorang sufi yang menguasai ilmu langka: Aji Pancasoka. Ilmu yang bisa menghidupkan kembali seseorang yang mati saat jasadnya menyentuh tanah. Alasan itulah yang membuat makam Eyang Joyodigo digantung. Walau demikian, jasadnya tidak digantung melainkan dimasukkan ke dalam peti besi dengan empat penyangga.

Biran, kuncen makam gantung, menuturkan bahwa Eyang Joyodigo adalah satu-satunya orang yang menguasai Aji Pancasoka. Dalam epos Ramayang hanya satu orang yang memiliki Aji Pancasona yaitu Subali - saudara kembar Sugriwo. Keduanya bangsa kera. Saking canggihnya mulut manis Rahwana, Aji Pancasoka bisa dikuasainya.

Lalu bagaimana Eyang Joyodigo bisa menguasai Aji Pancasoka?



Biran menuturkan kembali bahwa sosok Eyang Joyodigo gemar melakukan tirakat dan laku prihatin. Pelbagai macam ilmu sudah dikuasainya.

Membicarakan Eyang Joyodigo tidak lepas juga dari sejarah. Karena dia juga dekat dengan Pangeran Diponegoro. Berikut ini adalah lansiran dari majalah Misteri:

    "Dan pada tahun 1825, timbul perselisihan antara Belanda dengan Pangeran Diponegoro. Penyebabnya, pihak keraton bagi Diponegoro, terlalu merendahkan martabatnya. Keraton Yogyakarta, seakan-akan berdiri hanya karena kemurahan hati Belanda.

    Tak hanya itu, yang membuat darah Diponegoro mendidih. Saat itu, kekuasaan raja-raja ditanah Jawa terus dipersempit. Ada lagi, kekuasaan raja disamakan dengan kedudukan pengawai tinggi pemerintahan Kolonial. Bahkan, pemerintah kolonial terlalu jauh mencampuri urusan keraton dengan cara ikut campur dalam hal pergantian raja.

    Lebih menyakitkan lagi bagi Diponegoro, pihak Belanda memungut pajak jalan, ternak, rumah serta hasil bumi kepada rakyat jelata. Karena itu, ketika kompeni membuat tanda tapal batas untuk jalan yang melewati tanah leluhurnya, tanda tapal batas itu langsung dicabut.

    Dengan begitu, api peperangan telah tersulut. Selama dalam masa peperangan yang berlangsung lima tahun (1825-1830), salah satu pengikut pangeran Diponegoro yang setia yakni, Joyodigo. Bersama Diponegoro, Joyodigo terus melakukan perlawanan kepada Belanda.

    Tak hanya sekali, tokoh sakti ini tertangkap dan dieksekusi mati oleh Belanda. Namun, karena mempunyai Aji Pancasona, begitu jasadnya dibuang oleh Belanda, Joyodigo hidup lagi tanpa sepengetahuan kompeni.

    Hingga pada akhirnya, di tahun 1830, Pangeran Diponegoro ditangkap karena siasat licik pihak kompeni. Namun walau Pangeran Diponegoro telah diasingkan ke Makasar setelah tertangkap, bukan berarti darah pejuang Joyodigo padam.

    Walau saat pecah perang Pangeran Diponegoro, usianya masih menginjak sekitar 30-an. Ia terus melakukan perang gerilya bersama pengikut Pangeran Diponegoro yang lain. Namun, karena saat itu wilayah Yogyakarta terlalu banyak penjagaan oleh kompeni, Joyodigo memilih perang gerilya menuju arah timur.

    Singkat kata, dalam perjalanannya ke arah timur, setiap pos Belanda yang lengah, pasti diserang. Hingga pada akhirnya, sampailah Joyodigyo di wilayah Blitar. Di kota ini, tanpa sepengetahuan pihak penguasa Blitar saat itu, Joyodigo terus melakukan perlawanan terhadap Belanda.

    Merasa wilayahnya aman dari pemerasan kompeni, kemudian Adipati Blitar saat itu, mengirim pasukan telik sandi (intel) untuk mencari tahu siapa sebenarnya yang telah membuat takut kompeni di wilayah Blitar.

    Hingga pada akhirnya, telik sandi yang dikirim oleh sang Adipati, menemukan Joyodigo di sebuah hutan yang masuk Blitar Selatan. Atas perintah Adipati Blitar, telik sandi mengundang Joyodigo untuk datang ke pendopo.

    Namun permintaan utusan Adipati Blitar ini ditolak dengan halus. Alasannya, Joyodigo saat itu, masih sibuk melatih laskar untuk mengusir kompeni.

    Karena tolakan halus dari Joyodigo ini, kemudian telik sandi langsung pulang dan melapor kepada Adipati. Dua tahun kemudian, Adipati Blitar kembali mengirim utusan. Saat itu, patih di kadipaten Blitar mangkat dan harus segera dicarikan pengganti.

    Maksud Adipati mengirim utusan yang kedua, agar Joyodigo bersedia menjadi pati di kadipaten Blitar. Dan karena banyak pihak kompeni yang meninggalkan Blitar lantara serangan gerilya pasukan Joyodigo, tokoh ini bersedia menerima tawaran Adipati Blitar.

    Sebagai seorang keturunan darah biru dan pernah tinggal di keraton, ketika diangkat menjadi patih di kadipaten Blitar, Joyodigo sudah tak asing lagi dengan pemerintahan. Patih Joyodigo mampu mengambil kebijakan yang sangat cakap.

    Hal inilah yang membuat salut sang Adipati Blitar. Karena kecakapan ini, kemudian sang Adipati memberinya tanah perdikan yang sekarang berada di Jalan Melati kota Blitar. Di tanah perdikan ini, Joyodigo kemudian membangun sebuah rumah besar untuk keluarganya dan diberinya nama, Pesanggerahan Joyodigo."

 Masyarakat Blitar percaya kalau makam gantung ini wingit, selain makam Bung Karno (tidak jauh dari makam gantung ini). Dan makam gantung ini dijaga oleh dua sosok gaib dengan wujud binatang, yaitu ular sebesar batang pohon kelapa dan seekor harimau loreng sebesar anak sapi. Konon, para peziarah ada yang pernah diperlihatkan dua penunggu gaib ini. Itu karena hingga Eyang Joyodigo meninggal, penunggu gaib itu masih setia menunggu makam majikannya.





25 Fakta Tentang Pocong


Tahu pocong kan? Takut pada pocong? Sama saya juga takut. Daripada kita ngebahas pocong dari segi keseramannya, mending kita ngebahas pocong itu dari segi kelucuannya.

Serius?

Ane serius. Sesuatu yang seram itu sebenarnya otak kita saja yang mengasosiasikannya. Kalau kita asosiasikan suatu hal yang seram jadi hal yang lucu juga bisa.

Okey deh, langsung saja, inilah beberapa fakta tentang pocong. Cekidot.

1. Pocong itu imut karena satu-satunya hantu yang pake simpul dikepalanya kayak permen ajah….

2. Pocong nggak bisa ngupil karena idungnya disumpel kapas. Dan tangannya diiket.

3. Pocong benci sama hujan dan becek….. karena pocong bisa terpeleset

4. Pocong pemanjat yang baik, Pocong bisa lompat keatas genteng dalam ½ detik. Apalagi kalo ada pak haji lewat.

5. Kalo mau pup pocong amat sangat ribet……

6. Pocong juga takut ama wajahnya sendiri (asosial)

7. Pocong nggak bisa suit dan nggak bakal menang suit……

8. Pocong nggak bakal pernah menang lawan kuntilanak karena tangannya diiket.

9. Pocong pake sendal apa sepatu ya…….????

10. Ada banyak pocong, tapi setiap pocong akan menengok jika dipanggil, “Cong!” Membuat kerancuan jika ada di dekat bencong

11. Pocong suka lupa kalau mereka sudah bukan manusia, sehingga mereka suka berada dekat manusia. Akibatnya: ngagetin

12. Pocong termasuk sebangsa amfibi, bisa hidup di dua alam

13. Pocong termasuk mahluk herbivora, hanya memakan berbagai rupa bunga-bungaan dan getah bernama kemenyan

14. Nama latin pocong adalah Homo Gentayanganus

15. Pocong bisa membuat sebuah Taksi memiliki akselerasi 120 km/jam dalam waktu 5 detik

16. Tali pocong perawan/perjaka bisa membuat orang jatuh cinta

17. Pocong bisa digunakan sebagai pengganti guling untuk menemani malam-malammu yang dingin.

18. Pocong bisa sapu bersih piala balap karung 17an agustus di semua RT/RW seantero ibukota

19. Pocong bisa membubarkan 1 kompi tentara hanya dengan mengucapkan.. “Haii..”

20. Pocong betisnya juga jadi kekar gara2 lompat terus

21. Saat di supermarket pocong kebingungan ngedorong trolley.

22. Pocong nggak bisa ikut Indonesian Idol karena megang mic aja gak bisa.

23. Pocong (juga setan lainnya) cuma keluar malam hari, itu biasanya gara-gara malu sama mukanya sendiri.

24. Film paling horor buat pocong adalah Ayat-Ayat Cinta.

25. Pocong paling gak enak kalo flu, hidung ingusan, tapi tangan diiket. Gak bisa ngelap. Jadinya ya gitu deh. Belepotan









Bertemu dengan Hantu


Melihat tayangan tivi yang senang menampilkan hantu, meski tak bermutu; jadi ingat pengalamanku dengan mahluk yang satu ini. Boleh percaya boleh tidak, terserah Anda saja.

Perkenalanku dengan hantu pertama kali ketika aku masih balita. Ketika masih kecil aku sering nginap di rumah kakekku di desa. Waktu kecil aku agak bandel dan sering rewel. Kalau lagi rewel aku susah banget dikendalikan. Suatu malam aku rewel, sudah diapa-apain tetap saja rewel. Lalu simbah membawaku ke luar rumah yang gelap. Rumah kakekku dibuat dari papan dan bilik bambu. Waktu itu belum ada listrik di desa, lampu hanya pake lampu teplok atau lampu tempel saja.

Maklum di desa, suasana sepi dan banyak suara binatangnya. Kakek menakut-nakuti aku dengan mengatakan:

“Tuh..dengar ada suara rijal….!!!”, kata Simbah.

“Apa itu rijal?” tanyaku dengan perasaan takut dan penasaran.

Kemudian kami diam, Simbah menunjuk pada suara binatang yang terdengar nyaring: “ngreekkk…..ngreekkkk……ngreekkk……”. Suaranya riuh sekali.

“Rijal itu setan yang suka sama anak yang rewel terus”, jelas Simbah.

Aku merasa takut dan lama-lama menjadi tenang. Setelah aku tenang aku di bawa masuk. Sejak itu kalau aku rewel, Simbah selalu menakuti-nakuti aku dengan rijal.

Waktu aku kecil bukan anak yang penakut, tapi juga bukan anak yang sangat pemberani. Wajar-wajar saja. Aku berani berangkat mengaji ke rumah Bu Nyai lewat gang sempit dan gelap. Gang itu lebarnya cuma 1,5 m, di salah satu sisanya tembok setinggi 3 meter dan di sisi lainnya tanaman teh-tehan (tanaman yang biasa digunakan untuk pagar) dengan tinggi 2 meter. Aku juga sering main petak umpet atau ‘patangan’ (semacam permainan perang-perangan dengan sasaran kaki atau kepala lawan untuk dipegang dengan tangan). Aku sering sembunyi di tempat-tempat gelap dan sepi. Sejauh ini aku belum pernah ketemu hantu atau setan. Memang kadang-kadang ada yang menakut-nakuti kami, terutama ketika lewat di tempat-tempat gelap dan katanya angker, lalu ada yang teriak: ” …………Seeeetaaaaaan……!!!!!!!” dan kami pun lari tunggang langgang. Meskipun begitu tak pernah sekalipun kami benar-benar bertemu dengan setan.

Ketika menjelang SMP aku berjualan rokok di warung gerobak kecil di pinggir jalan. Waktu itu masih sepi dan hanya ada warungku saja, sendirian lagi. Kiri kanan jalan masih banyak pohon besar. Ada pohon 4 pohon jati yang besar-besar dan beberapa pohon mahoni/asem, warungku terletak di bawah salah satu pohon jati itu. Karena masih sekolah aku biasa menjaga warung sampai jam 9 malam. Biasanya menjelang jam 9 aku sudah dijemput untuk pulang. Ada dua jalan pulang menuju ke rumah yang jaraknya tidak lebih dari 150 meter. Alternatif pertama lewat jalan raya, jalannya terang dan ramai. Alternatif ke dua , lewat jalan setapak menurun di pinggir kali. Kemudian lewat dam (semacam bendungan kecil) ‘Kali Bening’ yang letaknya tepat di belakang rumahku, lalu naik lewat tangga menuju rumah. Jalan ini gelap dan banyak pohon-pohon dan tanaman perdu lainnya. Jalan setapak ini lebih dekat daripada jalan alternatif pertama. Di dekat DAM ada pohon waru cukup besar dan di bawahnya ada bilik kecil tempat orang buang hajat.

Sebenarnya aku takut lewat jalan itu, karena gelap dan takut ketemu setan. Kata orang dam kali bening itu sangat angker sekali. Suatu ketika aku capek banget dan pingin cepat-cepat pulang ke rumah. Jalan paling cepat adalah lewat jalan setapak itu. Aku nekat ingin lewat jalan itu. Penjemputku bilang, ”Ngak takut…coba kalau berani akan aku beri hadiah”, katanya menantangku.

Aku merasa tertantang dan nekat lewat jalan itu. Aku berjalan pelan-pelan, ketika akan lewat dam hatiku mulai dag-dig-dug. Dari kejauhan aku lihat ada orang yang lagi jongkok di pinggir dam sambil merokok. Biasanya kalau sudah malam orang akan buang hajat langsung di sungai tidak di dalam bilik. Asik… ada teman pikirku….. Ketika semakin dekat bulu kudukku mulai merinding. Orang itu agak aneh, kok besar sekali. Rasanya tidak ada orang yang sebesar itu. Rokoknya besar juga, terlihat dari bara dan bayangan asapnya yang mengepul tebal. Aku tetap memberanikan diri untuk terus berjalan. Ketika jarakku semakin dekat aku tetap tidak bisa mengenali orang itu, padahal aku hampir kenal semua orang di kampung ini. Aku agak ragu-ragu apakah itu orang atau bayangan tumbuhan yang memang banyak tumbuh di sekitar dam. Di bawah pohon waru itu memang suasananya gelap. Rasa takutku menjadi memuncak, tanpa pikir panjang aku berbalik arah dan lari kembali ke warung. Penjemputku heran dan geli melihat aku lari ketakutan. Dia tertawa terbahak-bahak.

Tahun-tahun berikutnya tidak ada lagi pengalaman dengan hantu sampai aku dewasa. Sampai ketika aku KKN di Pagentan, Banjar negara.

Waktu itu aku nginap di rumah pak camat. Kami ngobrol sampai larut malam dan hanya tinggal aku dan Pak Camat saja di larut malam itu. Lalu Pak Camat menceritakan hal-hal mistis, termasuk pusaka-pusaka yang dia miliki. Dia menunjukkan padaku salah satu pusakanya yang berbentuk keris. Pak Camat mau menunjukkan padaku bahwa keris itu ada isinya.

Cara membukanya seperti ritual khusus. Pertama dia tempelkan gangang keris ke keningnya sambil komat-kamit membaca mantera. Tidak terdengar jelas apa yang diucapkkannya. Lalu denga perlahan dan hati-hati keris mulai ditarik dari sarungnya. Cara mengeluarkannya dengan penuh hormat dan khidmat. Sekali lagi ujung keris di letakkan ke kening. Lalu sarungnya diletakkan di atas meja kaca. Lalu dia menaruh ujung keris di sisi sarungnya. Tegak lurus ke atas. Setelah membenarkan posisi dan menstabilkannya, keris itu mulai di lepas perlahan-lahan. Aneh bin ajaib, keris itu bisa berdiri tegak dengan ujung runcing menempel di atas meja kaca. Aku takjub sekali. Dengan rasa penasaran aku lihat, kalau-kalau ada rekayasa. Dan memang nyata, ngak ada rekayasa sama sekali. Ini salah satu tanda kalau keris ada ‘Isinya’. Dengan wajah yang masih keheranan aku manggut-manggut saja.

Sampai di sini aku belum pernah ketemu dengan hantu-hantu menakutkan seperti yang dilayar kaca.

Pengalaman lainnya adalah ketika di awal pernikahanku. Aku tinggal di Bogor di sebuah rumah kontrakan kecil dengan satu kamar tidur. Aku tinggal di bagian rumah paling ujung, paling belakang dan paling kecil. Dulu rumah ini kolam, lalu ditutup dan dibangun rumah di atasnya. Masih disisakan sebuah sumur yang ditutup atasnya, letaknya persis di emperan rumah kami. Di sebelah kanan rumah masih disisakan sepetak kecil kolam yang masih ada ikannya. Kolamnya cuma berukuran 1,5 x 2 m. Di Bogor hampir setiap hari hujan, dan kalau hujan biasanya listrik di daerah kami mati. Waktu itu hujan cukup deras menjelang magrib. Seperti yang diduga listrik mati. Istriku sedang hamil muda, hamilnya Royan anak pertama kami. Karena hujan dan gelap aku sholat di rumah, apalagi istriku takut di tinggal sendirian dalam kondisi gelap dan hujan begini. Seperti biasa selesai sholat aku dzikir rutin pagi dan sore. Aku baca dengan suara agak keras.

Selesai membaca dzikir, ada yang aneh. Tiba-tiba tercium bau menyengat seperti ada yang kebakar. Istriku teriak, “ada yang kebakar, Bi” katanya. Aku pikir ada yang kongsleting, aku segera ambil senter dan mencari sumber bau itu. Aku cek seluruh ruangan tetapi tidak ada yang kebakar. Sama sekali tidak ada yang kebakar.

Kami mulai agak curiga. Bau itu seperti rambut atau tanduk yang dibakar. Menyengat sekali baunya dan sumbernya dekat sekali. Ini bukan bau biasa. Segera aku ke kamar dan mendatangi istriku. Lalu aku membaca beberapa surat yang aku hafal dengan suara keras. Lama-kelamaan bau itu menghilang.

Kadang-kadang aku mengisi pengajian di salah satu sekolah tinggi pertanian di kotaku. Pengajiannya seminggu sekali dan bertempat di mushola kecil di sekolah itu. Gedung sekolah ini sudah cukup kuno, sepertinya dibangun sejak jaman Belanda atau di awal-awal kemerdekaan negeri ini. Ini terlihat dari kontruksi bangunan dan bentuk kusen jendela dan pintu. Mushola itu letakknya di bagian belakang dan tempatnya agak tinggi. Entah tidak diberi lampu atau memang lampunya mati, jalan menuju mushola itu gelap sekali. Demikian pula di bagian luar mushola, suasana remang-remang karena cuma ada satu lampu 15 watt di luar.

Suatu hari aku mengisi kajian dengan tema surga dan neraka. Seperti biasa peserta yang hadir mendengarkan dengan tenang. Saya perhatikan ada satu anak yang memperhatikan dengan penuh seksama, terlihat dari caranya memadangku dan posisi duduknya. Tiba-tiba anak itu seperti mengantuk dan terjatuh. Teman-temannya segera menolongnya. Saya bertanya, “ Kenapa Dia?”

“Dia agak sakit, Ustad”, jawab salah satu temannya.

Kemudian saya mencoba memeriksanya, anak itu seperti pingsan atau tertidur. Menurut keterangan temannya, memang dia sering begini. Kadang-kadang tiba-tiba jatuh dan tidak sadarkan diri seperti kesurupan.

“Hah…kesurupan, massa….????!!!!!”, sahut saya seraya tidak percaya. Saya belum pernah berhadapan ‘head to head’ dengan jin seperti ini. Tetapi saya coba mengatasi ‘gangguan jin’ ini berdasarkan keterangan dari ustad-ustad yang pernah aku ikuti. Saya duduk di sisi atas kepalanya, kemudian aku mencoba membaca beberapa ayat. Tiba-tiba anak itu mulai meronta tetapi tidak bisa bergerak karena teman-temannya memegangi tangan dan kakinya. Dia meronta semakin keras. Lalu tiba-tiba dia berbicara dengan logat dan suara aneh. Suaranya seperti suara perempuan dan berbicara dengan bahasa jawa. Saya tinggal di tanah Sunda, jadi aneh banget kalau ada jin bicara pakai bahasa Jawa. Untungnya saya orang Jawa, jadi ngerti dan bisa berkomunikasi dengan jin itu.

Sedikit aku berbicara dengan dia, bertanya siapa dia, dan memintanya untuk keluar dari tubuh anak itu. Jin itu mau keluar tetapi dengan minta syarat, yaitu minta minum. Aku tidak mau memenuhi persyaratannya. Lalu dia minta dibacakan surat tertentu karena dia suka aku membacanya. Aku tetap tidak mau dan aku meneruskan dengan membaca ayat dan surat yang lain. Dia terus meronta-rota. Setelah beberapa lama dia mulai lemah dan dia mengancam akan memanggil kakaknya.

Tiba-tiba anak itu mengejang, sampai badannya melengkung. Lalu dia terjatuh dengan keras. Anehnya setelah terjatuh suaranya berubah menjadi seperti suara laki-laki. Suaranya berat dan barguman tidak jelas. Aku tetap membaca ayat-ayat yang aku hafal. Anak itu terus meronta-ronta dan akhirnya tersadar setelah berlangsung kira-kira satu sampai dua jam.

Rupanya kasus ini tidak sekali terjadi. Paling tidak setelah peristiwa itu sudah tiga kali dia mengalami kesurupan ketika mengikuti pengajian yang aku lakukan. Kata teman-temannya, kalau dengan pembicara lain dia biasa-biasa saja. Aku mencoba mendekati anak itu dan mencoba mengorek keterangan tentang awal mulanya dia bisa kesurupan. Kapan-kapan aku ceritakan, insya Allah.

Pengalaman berikutnya ketika aku pindah rumah. Aku pindah ke rumah yang agak besar, tidak jauh dari rumah kontrakanku yang lama. Aku pindah kontrakan karena istriku sedang hamil anak kedua, Ibrahim, dan kami perlu kamar satu lagi. Ibrahim lahir ketika kami tinggal di rumah itu. Suatu hari aku pulang larut malam selesai acara pengujian rutin. Kira-kira jam 1 –an aku sampai rumah. Ketika aku masuk rumah, tiba-tiba Ibrahim yang waktu itu masih berumur beberapa bulan menangis. Umminya berusaha menenangkannya dengan memberinya ASI. Biasanya setelah diberi ASI, Ibrahim menjadi tenang dan tidur kembali. Anehnya, kali ini tidak. Justru menangisnya semakin menjadi-jadi. Segala cara aku coba untuk menenangkannya, tetapi tidak bisa juga. Ada yang sedikit janggal waktu itu. Aku dengar banyak sekali anjing menggonggong di belakang rumah. Kebetulan di belakang rumah kami ada kebon kosong yang dipisahkan dengan tembok batas. Suara anjing itu keras dan dekat sekali.

Aku merasa ada sesuatu yang menganggu Ibrahim. Sesuatu yang tidak biasa. Lalu aku gendong Ibrahim, tapi kali ini aku tidak bernyanyi untuk menenangkannya. Aku membaca beberapa surat Al Qur’an yang aku hafal. Ibrahim berangsur-angsur tenang dan kembali tertidur. Dan suara anjing itu menghilang.

Berikutnya ketika aku pindah ke rumah kontrakan berikutnya. Rumah ini jauh lebih besar dari rumah sebelumnya. Luas rumahnya saja 125 m2 dan lahanya 535 m2. Di belakang rumah itu ada kebun kosong dengan alang-alang setinggi 2 m. Tidak pernah dirawat. Hari pertama kami pindah tidak ada apa-apa.

Waktu itu aku sedang asik-asiknya menulis buku komputer. Aku biasa tidur sampai larut malam. Malam itu istriku bangun dan mengatakan kalau dia mendengar ada suara perempuan menangis di sisi kanan rumah. Aku coba dengarkan. Memang sayup-sayup terdengar suara perempuan menangis. Aku coba perhatikan dengan lebih seksama dari mana asal suara itu. Malam berikutnya terdengar lagi suara itu. Kadang-kadang tidak terdengar, tetapi kadang-kadang terdengar jelas sekali. Kami jadi khawatir kalau terjadi KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga), karena penasaran aku coba keluar rumah dan mencari sumber suara itu. Suara itu seperti bersumber di salah satu pojok halaman rumah kami sebelah kanan. Ada sisa tonggak pohon jambu biji yang sudah ditebang. Cukup besar ukuran tonggak pohon jambu itu. Di sebelahnya lagi rumah tetangga kami. Aku ragu-ragu, apakah suara itu berasal dari rumah sebelah atau dari sekitar tonggak pohon itu.

Sama sekali tidak ada perasaan apa-apa padaku. Tidak pernah terbesit sama sekali di pikiranku bahwa itu suara hantu atau setan. Waktu aku keluar rumah pun aku keluar dengan tenang. Dan tidak ada sesuatu pun yang berbentuk menyeramkan, seperti hantu atau setan. Aku mencoba mencar informasi ke tetangga, kira-kira suara siapa itu. Tetapi tetangga-tetanggaku tidak ada yang menanggapinya, bahkan jawabannya pun tidak jelas. Suara tangisan itu kadang-kadang terdengar sampai beberapa lama, sampai akhirnya menghilang sendiri. Entah berapa lama, saya juga lupa.

Beberapa bulan atau setahun kemudian ada seorang tetangga yang bercerita kalau tempat itu dulu seram sekali. Terutama di bekas batang pohon jambu di sudut kanan rumah yang ukuranya cukup besar. Dulu sering terdengar ada orang yang menangis, katanya. Nah..lho…..berarti apa dong suara tangisan yang aku dengar setahun yang lalu…..?????

Beberapa tahun kemudian aku pindah rumah lagi. Kali ini di rumah sendiri yang aku kredit. Uang mukanya berasal dari royalty buku-bukuku. Rumahnya memang tidak sebesar rumah sebelumnya. Aku tinggal di sebuah perumahan kecil di pingiran kota bogor. Kecil tetapi nyaman. Beberapa minggu setelah pindah aku mendengar suara perempuan minta tolong. Kali ini bukan malam-malam, tetapi menjelang subuh. Saya biasanya sudah bangun sebelum sholat subuh di masjid. Suaranya sayup-sayup seperti perempuan yang sedang kesakitan dan minta tolong ke ibunya. Aku coba cari dari mana suara itu. Sepertinya dari rumah belakang. Karena penasaran aku mencoba naik tangga dan melihat ke belakang rumah. Nihil, tidak ada apa-apa.

Itu secuil pengalamanku dengan mahluk yang katanya halus. Sangat berbeda dengan yang dilihat di tivi-tivi. Ngak ada hantu pocong atau wewe gombel, apalagi kuntilanak atau apalagi suster ngesot. Tidak ada wajah seram yang menakutkan. Aku percaya bahwa selain manusia, Allah menciptakan juga mahluk lainnya. Mereka melihat kita, tetapi kita tidak melihat mereka.

Setan atau iblis atau jin adalah salah satu mahluk Allah yang harus kita yakini keberadaanya. Allah sendiri menjelaskan kalau setan itu akan selalu mengoda manusia. Mengodanya bukan dengan menakut-nakuti manusia seperti dengan kenampakan berupa pocong, wewe gombel, sundel bolong, gendruwo, kuntilanak, atau kawan-kawannya yang lain. Setan justru mengoda manusia dengan hal-hal yang disenangi biar mereka mau tergoda dengan rayuan setan. Masak merayu dengan wajah seram. Kalau sudah tergoda kita akan melakukan perbuatan-perbuatan setanis, melanggar aturan Tuhan, atau perbuatan-perbuatan kriminal lainnya.


Mistis di Gunung Salak


Sejumlah pendaki dan tim SAR yang ikut dalam pencarian Pesawat Sukhoi di Gunung Salak mempunyai pengalaman cerita magis. Mulai dari melanggar larangan memetik bunga hingga mimpi bersenggama dengan perempuan cantik.

Seorang yang tergabung dalam sebuah regu pada tim yang pertama kali diterjunkan ke Gunung Salak menceritakan pengalamannya saat berada pada ketinggian 1.700 kaki, pos terakhir tak jauh dari titik kordinat pesawat jatuh, Sabtu dinihari, 12 Mei. Ia dan sekitar sembilan anggota regu lainnya bermimpi aneh saat sedang tertidur.

"Kami mimpi basah secara bersamaan," kata dia.

Anehnya, dia melanjutkan, mimpi seluruh anggota regu cukup identik. Awalnya mereka bermimpi disambut seorang wanita cantik pada sebuah rumah di puncak gunung tersebut. "Perempuan itu menyuguhi kami air minum," kata dia bercerita.

Tak lama berselang, mereka langsung diminta untuk istirahat. Tetapi di dalam rumah, ternyata ada banyak perempuan yang tak kalah cantiknya dengan yang menyambutnya tadi. Setelah itu, para perempuan itu mencumbu mereka selayaknya suami istri.

Namun ia mengaku tak heran dengan peristiwa tersebut karena Gunung Salak terkenal dengan kisah magisnya. "Yah, kami memaklumi saja."

Cerita lain dari seorang pendaki yang pernah menjelajahi Gunung Salak. Kini ia bergabung dengan tim SAR sebagai sukarelawan pencari korban Sukhoi. Menjelang pendakian, ia banyak berkonsultasi dengan masyarakat yang berada di sekitar gunung tersebut. "Banyak pantangannya," ujarnya.

Ia mengaku pernah menghiraukan pantangan penduduk untuk tidak mengambil bunga anggrek saat mendaki beberapa bulan lalu ke Gunung Salak. Maklum, kata dia, di sana banyak anggrek berbagai jenis yang cukup indah.

Tapi apa yang terjadi. Timnya tersesat saat ingin pulang. Sepanjang hari mereka hanya berputar di puncak Salak secara berulang sampai malam hari.

Anggrek itu pun di simpan di salah satu tempat, timnya kemudian shalat Isya. Setelah salat timnya kembali melanjutkan perjalanan pulang. "Ternyata jalan pulang hanya ditutupi ranting padahal kami sudah beberapa kali lewat di depan ranting itu," ujarnya seraya menggeleng kepala.

Ia juga mengaku bertemu seorang nenek-nenek berusia sekitar 80 tahun di puncak gunung tersebut. Perempuan tua yang sudah bungkuk itu berjalan sendirian di sebuah padang dengan hanya memakai pakaian tipis.

"Kami tanya mau ke mana Nek, dia bilang hanya jalan-jalan," kata dia menirukan pernyataan nenek tersebut.

Saat ditanyai di mana tempat tinggalnya, wanita tua itu hanya menjawab,"Di sini Nak." Nenek itu menolak di antar ke kaki gunung. Pendaki ini melanjutkan, perempuan tua itu lalu bilang, "Saya senang di sini karena ramai bila malam, mereka sering kasih saya makan," tanpa menyebutkan siapa mereka yang dimaksud.

Yang mengherankan lagi, kata pendaki itu, si Nenek berbahasa Jawa kental, padahal mayoritas masyarakat di kaki gunung berbahasa Sunda. "Kami pun meninggalkan nenek itu sendirian," ujarnya

Cerita Horror Menakutkan di Dunia


Kisah yang sangat menyeramkan dan mengerikan ini terjadi pada seorang staff laki-laki yang bekerja di lantai 12 Graha Elnusa Jl TB Simatupang Jak-Sel. Suatu malam (hari kamis malam jumat) beliau bekerja lembur dan terpaksa pulang agak larut malam sekitar jam 21:00 malam sendirian.

Sampai di depan lift, dia pun tekan tombol untuk turun. Kemudian pintu lift terbuka tanpa ada siapa-siapa didalamnya. Dia masuk dan menekan tombol ‘B1′ untuk menuju Basement.

Tetapi entah kenapa lift ini bukannya turun melainkan terus naik keatas. Lift berjalan terus hingga sampai ke lantai 16, berhenti dan terbuka. Ketika pintu lift terbuka, ada seorang wanita cantik jelita dan menawan sekali tersenyum manis dan masuk ke lift.

Si Staff laki-laki tersebut merasa heran…..karena dia merasa tidak pernah melihat perempuan tersebut selama dia bekerja di gedung tersebut. Perempuan tersebut masuk dan berdiri di belakangnya. Sesaat kemudian tercium wangi bunga melati, maka Diapun bertanya-tanya dalam hatinya …siapa perempuan tersebut, dan kenapa sudah malam begini belum pulang kerumahnya, mau disapa terasa malu, jadi masing-masing saling terdiam.

Dalam suasana hening dan sunyi itu, lift turun perlahan tingkat demi tingkat. Tapi ketika sampai pada lantai 10, tiba-tiba lampu lift padam dan lift berhenti. Seketika itu dia mencium aroma bau yang teramat busuk, yang mengganggu hidungnya.

Dan bulu romanya tiba-tiba merinding. Dia pun langsung berkeringat dingin dan ……. sebisa-bisanya membaca ayat-ayat suci yang terlintas dikepalanya sambil memberanikan diri dan perlahan-lahan menoleh kebelakang setelah lampu lift menyala. Dan apa yang …..dilihat….? Tiba-tiba saja, perempuan yang berada dibelakangnya tertawa malu…dan berkata:
“Maaf ya Mas’, saya kentut ..” (ˇ_ˇ’!|)

5 Kapal Hantu Paling Terkenal


 

Ada banyak cerita tentang Kapal Hantu di dunia ini, dari generasi ke generasi di ceritakan tentang cerita menyeramkan tersebut, termasuk diantaranya :

1. The Octavius

Cerita dimulai dari sebuah Kapal penangkap ikan paus bernama Herald tahun 1775 di laut Arktik secara tidak sengaja menemukan sebuah kapal besar terapung-apung di lautan. Ketika di Dekati baru diketahui kapal tersebut bernama lambung The Octavius, The Octavius sendiri juga merupakan kapal penangkap ikan paus, tak ada tanda-tanda kehidupan di Kapal tersebut hingga seorang kru kapal Herald memberanikan diri untuk menaiki kapal tersebut.

Secara mengejutkan kru tersebut menemukan puluhan mayat kru kapal The Octavius tergeletak membeku, diduga kru-kru tersebut mati kedinginansetelah lama tersesat di lau Arktik dan kehabisan bekal. Yang paling mencengangkan ternyata Kapal The Octavius telah dilaporkan hilang 13 Tahun yang lalu, jadi selama jeda waktu tersebut Kapal tersebut hanya terombang-ambing di lautan, setelah penemuan kapal tersebut hingga kini tersiar kabar banyak kapal-kapal penangkap ikan melihat penampakan The Octaviusdi Lautan Arktik, ketika didekati kapaltersebut mendadak menghilang di dalam kabut.






2. The Joyita

Ditahun 1955 sebuah kapal disewa oleh sekelompok nelayan yang berjumlah 25 orang yang digunakan untuk menangkap ikan di perairan Pasifik Selatan. dalam persetujuaan antara pihak penyewa dan pemilik kapal yang harus melapor setiap satu jam sekali namuan di jam ke 7 kapal tersebut tidak melaporkan diri. Demi keselamatan para awak kapal maka dikerahkanlah tim SAR untuk menemukan kapal tersebut.

Setelah pencarian yang melibatkan semua tim SAR yang ada. The Joyita tak ditemukan sampai akhirnya 5 minggu kemudian ditemukan terapung-apung sejauh 600 mil, atau 1000km dari tempatnya menghilang.

Ketika kapal ditemukan tak satupun dari 25 awak kapal tersebut di temukan, para tim SAR hanya menemukan kerusakan yang diduga sekelompok bajak laut telah menyerang kapal ini. dari hasil penyeledikan pula ditemukan beberapa ceceran darah di dek kapal, diduga para pembajak membunuh semua kru kapal dan melemparnya ke laut.





3. The Lady Lovibond

Lady Lovibond adalah sebuah kapal yang digunakan sepasang pengantin baru untuk melakukan bulan madu, pada waktu bersamaan bebeberapa kru juga di ikut sertakan dalam kapal itu, salah satunya mantan pacar si istri yang tidak diketahui oleh si suami yang bernama Simon Peel, mantan pacar si istri merasa dendam lalu membunuh pasangan pengantin itu dan semua kru dengan belati, dan ia sendiri menabrakan kapal tersebut ke gugusan karang hingga tenggelam 13 Februari 1748.

Cerita keangkeran laut itupun masih ada hingga sekarang, laporan terakhir dari para nelayan yang pernah melihat kapal tersebut di tahun 1998 ketika melintasi gugusan karang ditempat kapal tersebut tenggelam.





4. The Mary Celeste

Kapal bernama Mary Celeste, sebuah kapal dagang yang ditemukan tak berawak dan terapung-apung di Samudera Atlantik pada tahun 1872. hal yang paling mengerikan adalah ketika ditemukan kapal ini mengapung begitu saja dilautan tanpa ditemukan satupun awak, padahal saat berangkat kapal ini membawa setidaknya 80an awak

Temuan lain menyebutkan kapal ini berada pada kondisi yang sangat amat baik, tak ada kerusakan di dalam kapal bahkan layar kapalpun masih mengembang tanpa robek, cerita menakutkan lainya dari kapal The Mary Celeste adalah posisi barang-barang didalam kapal masih berada pada tempatnya.

Jika kapal ini dibajak kemungkinan barang-barang berharga pastilah akan menghilang dan setidaknya mungkin ada perlawanan yang bisa menimbulkan kerusakan namun semua itu tidak ditemukan di kapal ini. kru kapal ini bagai menghilang begitu saja secara misterius. beberapa teori gila tentang kapal ini pun mulai muncul dari secara tidak sengaja memasuki perairan segitiga bermuda sampai diculik Alien. namun semua itu tentang The Mary Celeste akan tetap menjadi misteri hingga kini.



5. The Flying Dutchman

Kapal pesiar Disney sedang melewai patung Kapal The Flying Duchman

Dan inilah cerita kapal hantu paling terkenal di dunia, The Flying Dutchman. sebuah kapal dagang asal Belanda pada tahun 1700an mengarungi samudra untuk melakukan perjalanan ke daerah kolonial saat itu (diduga Indonesia). taukahkamu di tahun 1700an terusan suez belum ada jadi jika kapal-kapal asal eropa yang ingin ke asia harus memutari benua afrika, daerah paling sulit dilalui saat itu adalah tanjung harapan, karena disana pertemuan arus antara samudra Hindia yang hangat dan samudra atlantik yang dingin menimbulkan arus laut paling ganas di dunia. dinamai Tanjung harapan karena untuk melewati tanjung ini satu-satunya yang dilakukan adalah berharap agar kapal tak ditelan arus ganas tanjung harapan.

Arus ganas itupun memakan korban, sebuah kapal yang dikapteni oleh Van der Decken berkebangsaan Belanda berputar ditanjung tersebut karena tertelan arus laut, karena frustasi tak mampu keluar dari arus tersebut Van der Decken akhirnya frustrasi dan menjadi gila sehingga membunuh istrinya yang kebetulan dia ajak, tak berhenti sampai disana ketika sudah kehilangan akal Van der Decken bersumpah ia akan keluar dari pusaran raksasa yang lebarnya 300km akibat pertemuan 2 arus samudra, “walau sampai kiamatpun aku akan menemukan jalan keluar dari laut ini”.

Tapi hal yang tidak ia ketahui tentang arus itu ialah tak seperti kapal jaman sekarang yang menggunakan tenaga mesin akan dengan mudah keluar dari arus itu. lain halnya jika yang berada di arus itu adalah kapal layar tahun 1700an sudah pasti tak akan mampu.

sampai akhirnya kapal tersebut hilang dan hingga sekarang tak pernah ditemukan, ada cerita mengatakan Van der Decken telah dikutuk karena perkataannya. sehingga ia dikutuk untuk terus berada di lautan, banyak cerita mengatakan melihat penampakan kapal tersebut hingga kini.



Senin, 13 Mei 2013

Rumah Sebelah


Perkenalkan, namaku Eri. Ini cerita pertamaku di sini. Kisah yang aku tulis ini bedasarkan pengalaman dari Tanteku, tepatnya 3 tahun yang lalu. Rumah kami terletak di daerah Malang.

Tanteku (sebut saja "Selvy")tinggal di rumah kosong yang terletak di sebelah rumahku. Rumah itu memang sudah lama tidak berpenghuni dan akhirnya dibeli oleh orang tuanya. Dia tinggal di Malang karena orang tuanya berpindah dari satu kota ke kota lain (dinas) dan dia memutuskan untuk menempati tempat itu. Daripada tinggal sendiri, maka aku disuruh oleh omaku untuk menemani tanteku untuk tidur malam di situ, karena di siang hari, ada pembantu yang menemani dia. Maklum, ibunya tante Selvy dan omaku bersaudara dan Tante Selvy sudah dianggap seperti anaknya sendiri. 

Waktu itu tante Selvy masih kelas 3 SMA dan aku masih duduk di kelas 2 SMP. Suatu malam,sebelum tidur, tante Selvy ngomong ke aku.

"Eri, nanti malam tante mau sholat tahajud, berhubung tante sudah mau Ujian Nasional, semoga tante diberi kemudahan dalam kelulusannya.."

Akupun mengangguk. Sudah biasa sebenarnya, kalau sudah menghadapi Ujian Nasional, murid-murid kelas 3 berubah menjadi sangat alim dan 'tobat' (ini termasuk Tante Selvy, biasanya dia suka keluyuran ma teman daripada belajar di rumah).

Setelah mematikan lampu, kami pun beranjak tidur. Tepat jam setengah 3 pagi, alarm Tante Selvy berbunyi. "Sudah mau sholat tahajjud dia," pikirku. 

Kamar tidur kami memiliki satu kamar mandi yang cukup luas. Tante Selvy pun segera mengambil wudhu dan menyiapkan alat sholat dan sajadahnya. yang aku heran, kenapa dia harus sholat tepat di depan pintu kamar mandi (kamar mandi terletak di belakangnya). Dan di depan Tante Selvy terdapat cermin antik berbentuk oval, ukurannya pun lumayan besar. Aku kembali melanjutkan tidurku, karena memang terlalu capek karena kegiatan di sekolah. 

Tante Selvy pun mengucapkan niat sholat tahajudnya. Akan tetapi, mendadak terdengar suara gemuruh yang berasal dari dalam kamar mandi. Suaranya terdengar seperti botol-botol sabun mandi yang terjatuh. Karena dia berpikir bahwa itu ulah tikus, dia membuka pintu kamar mandi dan mengecek ulang. Ternyata tidak ada yang jatuh, semua barang ada pada posisi semula. 

Berpikir bahwa itu hanyalah sebuah halusinasi, Tante Selvy pun melanjutkan sholat Tahajjudnya. ketika dia hendak melakukan takbir,sekejap bulu kuduknya berdiri. Alangkah kagetnya ia ketika melihat bayangan orang besar bermata merah berdiri di belakangnya (bayangannya terpantul di cermin sehingga tanteku mampu melihatnya). Tante Selvy berusaha menghiraukannya dan dia melakukan sujud sambil ber-istighfar dalam hati. Ketika dia hendak berdiri lagi setelah sujud, dia dikejutkan kembali oleh kehadiran sepasang kaki tak berbadan, berjalan tepat di depan matanya. Air mata Tante Selvy mulai menetes karena dia sangat ketakutan. Ia segera menyelesaikan sholat tahajjudnya dan beranjak ke tempat tidur sambil melafadzkan surat-surat Al-Qur'an yang dia ketahui.


Pagi harinya ketika aku terbangun, Tante Selvy menceritakan semua yang terjadi padanya semalam. Dia juga bercerita bahwa ketika dia hendak membangunkanku, ada bayangan orang besar yang berdiri tepat di sebelahku yang tertidur. Kemudian, di hari-hari berikutnya, kalau Tante Selvy sedang sholat tahajjud, aku pun bangun dan menemaninya untuk sholat. 

Sekarang, Tante Selvy sudah lulus dan melanjutkan pendidikannya di Jakarta. Akupun masih tinggal di Malang (sekarang duduk di kelas 2 SMA) dan masih teringat tentang Rumah Sebelah. 

Sampai saat ini, gangguan di Rumah Sebelah masih berlanjut meskipun sudah diadakan pembacaan doa. Aku berpendapat bahwa mereka sudah betah tinggal di sana dan tak mau diusir. Semoga keberadaan mereka tidak mengusik kami
By Benyo96.com

Mitos Adanya Pasar Setan di Puncak Gunung Merbabu


Merbabu
Makhluk halus pun nampaknya perlu bertransaksi antar sesamanya. Buktinya ada Pasar Setan yang selalu ramai tiap malam di puncak merbabu. Hanya isapan jempol? Misteri membuktikannya sendiri.

Pasar Setan! Sepertinya perkataan ini sangat naif didengar telinga kita. Tapi fenomena ini sudah lama beredar di lingkungan masyarakat yang tinggal di lereng Merbabu, salah satu gunung yang sangat dikeramatkan di Tanah Jawa. Konon di puncak, atau barangkali juga di salah satu bagian gunung ini terdapat apa yang dinamakan Pasar Setan. Benarkah begitu? Ini cukup membuat penasaran. Selain merbabu, ada banyak gunung angker lainnya di indonesia, selengkapnya bisa dilihat disini.

Bersama Team Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) dari salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta Barat, Misteri berkesempatan mencoba memastikan tentang keberadaan Pasar Setan Puncak Merbabu itu.

29 Maret 2001 rombongan Mapala berangkat. Team tersebut berjumlah 9 orang, sudah termasuk Misteri. Mereka adalah: Rudi, Irwan, Jimmy, Edwin, Rahmad, Thomas, Amin Ridwan, Sutrisno. Mereka tergabung dari berbagai Fakultas.

30 Maret, saat matahari terbit di langit ufuk Timur kami telah sampai di Kaki gunung Merbabu. Alhamdulilah perjalanan berlangsung sangat tancar tanpa aral melintang. Sebagai langkah pertama, kami mulai beradapfasi dengan penduduk di sekitar kaki Gunung Merbabu, yang sebagian besar masih berbahasa Jawa totok. Maksud tujuan kami beradaptasi yang terutama adalah untuk mengetahui informasi seluk-beluk tentang kepercayaan adanya Pasar Setan di puncak Merbabu sana. Tak banyak hal yang berhasil kami sadap sekaitan fenomena tersebut. Yang pasti, seusai memperoleh berbagai informasi tentang segala sesuatu di Merbabu, kami membuat rencana pendakian.

Sambil menyusun rencana pendakian, untak melepas lelah kami istirahat satu hari satu malam. Baru pada paginya, tepat jam 08 kami mulai mendaki. Kondisi team saat mendaki tak jauh bedanya dengan TNI ketika latihan perang.

Ketika kami sampal di sebuah area, yang menurut warga setempat disebut Ketong Songo, kami menemui kejadian yang ganjil. Kenyataan ini membuat kami sangat penasaran. Ketika berada di area ini, kami bertemu dengan jasad lelaki yang telah meninggal. Posisi mayat tersebut dalam keadaan semedi. Anehnya, tubuh lelaki ini sama sekali tidak menebarkan bau busuk. Hanya pakaiannya yang nampak lusuh dengan tubuh nampak kering kerontang. Benarkah apa yang telah kami lihat? Ini benar kasat mata nyata adanya. Semua anggota tim melihatnya.

Mungkin, keadaan tubuh lelaki paroh baya itu telah sedingin es. Misteri mencoba mengambil gambar jasad tersebut dengan jepretan kamera. Hampir saja jantung ini copot. Betapa tidak, ketika Misteri menekan tombol kamera, tiba-tiba jasad tadi lenyap begitu saja, entah kemana.
Kejadian aneh ini disaksikan oleh seluruh anggota tim. Melihat kenyataan ini, beberapa anggota tim tak dapat menutupi perasaan takut. Mereka mengusulkan agar pendakian dibatalkan.

Setelah musyawarah, keputusan yang diambil pendakian akan tetap diteruskan. Kami berpegang pada prinsif awal, bahwa kedatangan kami ke Merbabu bukan dengan tujuan tidak baik, apalagi ingin berbuat onar. Dan yang pasti, kami sepakat untuk selalu mengingat pesan yang diwanti-wantikan oleh salah seorang tetua warga yang kami temui di lereng kemarin, bahwa sepatah katapun kami tidak boleh berkata yang berbau melecehkan keadaan setempat. Juga diwanti-wani agar bila bertemu atau menjumpai apapun kani diminta diam, tak perlu banyak komentar apalagi menduga yang tidak-tidak.

Bismillah! Akhirnya, kami melanjutkan pendakian. Beberapa jam kemudian kami sampai di Tanjakan Setan. Di tempat ini lebih mencekam lagi, mana kala kami beristirahat dan merebahkan tubuh kami di bawah tenda. Keputusan beristirahat ini kami ambil karena hari telah memasuki senja.

Malam hari, sebuah kejadian aneh kembali berlangsung. Persis pada tengah malam. Rudi yang terjaga dari tidur mengaku melihat ada 5 jasad perempuan yang seperti menempel di atas perbukitan dekat kami berkemah.

Rudi yang terkenal sangat pemberani pelan-pelan membangunkan anggota tim yang lain, termasuk Misteri. Namun apa yang terjadi, manakala kami semua telah bangun, ke lima jasad yang tertempel itu pun lenyap. Tapi, Misteri sendiri sempat melihatnya. Kelima jasad perempuan itu sepertinya telah lama mati. Tubuh mereka kurus kering dengan pakaian compang-camping. Entah siapa mereka, Misteri tak berani menyusun dugaan.

Pagi harinya, dari Tanjakan Setan Misteri mencoba membidikan kamera untuk merekam alam sekitar Merbabu. Usai itu kami pun mulai melanjutkan perjalanan menuju Pasar Setan. Di tengah-tengah perjalanan, Thomas yang telah diperingatkan agar tidak memakai baju merah, rupanya nekad memakai baju larangan tersebut. Ujung-ujungnya, Thomas kesasar ketika hendak membuang air kecil di dekat salah satu pohon. Dia kesasar sekitar 250 meter. la baru datang hampir sejam lamanya setelah kami duluan sampai di Pasar Setan.

Pasar Setan! Sebenamya tidak ada yang istimewa dengan tempat berjuluk menyeramkan ini, terutama pada saat siang. Secara kasat mata semuanya biasa-biasa saja. Hanya bentangan perbukitan dengan pohon-pohon besar dan kecil, juga semak-belukar yang merimbun.

Namun, ketika malam hari tiba, semuanya berubah. Perubahan tersebut terjadi pada suhu udara yang mendadak sangat dingin, begitupun keadaan di tenda-tenda kami yang tak jaun dari titik lokasi. Sekitar 300 meter. Dan, malam Itu, sepertinya kami mendengar sebuah keramaian.

Dengan sistim perseparoh anggota, kami memastikan arah keramaian tersebut. Teryata setelah kami lihat dari atas, terlihat di bawah kami nampak suasana sebuah pasar, tepatnya berada di Tanjakan Setan yang telah kami lewati senja tadi. Astagfirullah! Bagaimana bisa kenyataan ini terjadi dalam kebenaran yang sesungguhnya?
Kami Hanya Bisa diam seribu bahasa. Kami berkeinginan memberanikan diri memasuki Pasar Setan itu. Tapi, untuk menuju ke sana pada malam hari jelas tidak mungkin. Di samping medannya yang cukup berat, juga kemungkinan adanya resiko gaib. Akhirnya, kami hanya bisa memandangi Pasar Setan dari kejauhan.

Sekitar 20 menit kami kembali ke tenda. Anggota tim yang sejak tadi berada di tenda ingin tahu juga tentang keberadaan, pasar dedemit tersebut. Setelah beberapa jam kemudian anggota tim kedua ini kembali ke tenda, mereka menyatakan jika pasar itu masih ada. Suara keramaian pasar tersebut tidak kedengaran lagi manakala tim Mapala menyalakan api unggun.

Pagi harinya, karena penasaran dengan keadaan semalam, kami turun dan mendatangi lokasi Pasar Setan tersebut. Sesampai di tempat tersebut, kami tidak menemukan apapun. Jangankan bekas sampah dari berbagai jenis makanan yang mereka jual, gubug dan barak-baraknya pun tidak ada, apa lagi gerobak bakso. Padahal, semalam kami melihat pasar tersebut sangat lengkap. Ada yang jualan es, penjual bakso, penjual soto, penjual sayur-sayuran, penjual buah-buahan dsb.

Menurut keterangan warga setempat ke beradaan Pasar Setan tersebut memang ada. Dan ini sudah tidak asing lagi. bagi-warga yang mukim di lerang Merbabu
.
Sementara itu, menyangkut lima jasad wanita yang menempel di perbukitan dan seseorang yang mati dalam posisi bersemedi tersebut, beberapa warga setempat menyatakan bahwa sebenarnya di Pasar Setan tersebut, sering menelan korban. Namun kejadian tersebut sengaja dirahasiakan oleh warga setempat. Karena bila mereka membocorkan rahasia tersebut, pasti akan menerima musibah. Entah sakit, entah meninggal. Makanya, mereka lebih menyayangi nyawa mereka dari pada membocorkan rahasia.

Konon, kebanyakan korban menimpa pada orang yang bermaksud mencari pesugihan, atau orang yang tidak ijin ketika hendak memasuki Pasar Setan. Makanya, warga selalu mengingatkan para pendatang, pendaki, atau pencari pesugihan, agar sebelum memasuki lokasi Merbabu harus memberi salam terlebih dahulu

Bagi yang belum pemah mendaki Merbabu, mungkin sulit percaya dengan adanya Pasar Setan tersebut. Tapi jika ingin bukti, silahkan saja daki Merbabu.
By Benyo96.com

Mitos Seputar Nyai Roro Kidul


Nama Nyi Roro Kidul adalah sebuah nama yang tentunya tidak asing melekat pada telinga seluruh masyarakat pulau jawa, khususnya masyarakat yang tinggal di pantai laut selatan, Nyi Roro Kidul adalah tokoh jaman dahulu kala yang merupakan salah satu putri dari Prabu Siliwangi yang memerintah kerajaan Padjajaran yang buruk rupa dikarenakan suatu penyakit, karena putus asa Nyi Roro Kidul tersebut bunuh diri dengan terjun ke pantai selatan yang sekarang dikenal dengan nama Pelabuhan Ratu, konon setelah terjun kelaut, Nyi Roro Kidul berubah menjadi putri yang cantik dan menjadi penguasa pantai selatan serta menjadi sebuah mitos dan legenda hingga saat ini.



Cerita serta mitos tentang Nyi Roro Kidul juga berkembang luas di masyarakat jawa tengah, terutama di daerah Parang Tritis Daerah Istimewa Jogjakarta, dimana cerita tersebut menyebutkan bahwa daerah Parang Tritis merupakan pertemuan Sultan Agung yang merupakan Raja Mataram Islam di daerah Kota Gede yang sekarang merupakan bagian dari wilayah jogjakarta, dalam mitos tersebut juga menceritakan bahwa Raja Sultan Agung sering mengadakan pertemuan dengan Nyi Roro Kidul di wilayah pantai selatan Jogjakarta yaitu di Parang Tritis serta Parang Kusumo



Beberapa versi menyebutkan bahwa Nyi Roro Kidul, oleh Raja Sultan Agung diangkat menjadi selir untuk memperkuat pemerintahan Raja Sultan Agung dengan menggabungkan kerajaan Mataram di dunia nyata dan kerajaan kasat mata yaitu di laut selatan, beberapa tokoh masyarakat serta paranormal berpendapat bahwa laut selatan merupakan kerajaan jin yang besar dan dipimpin oleh Nyi Roro Kidul.

Tidak hanya di wilayah Parang Tritis yang dijadikan pertemuan antara kedua “pemimpin” tersebut akan tetapi juga terdapat petilasan di daerah Dlepih Tirtomoyo Wonogiri bagian selatan yang masyarakat setempat sering menyebutnya dengan Kahyangan. Daerah tersebut memiliki pemandangan yang sangat indah yang merupakan sebuah sungai dengan bebatuan yang sangat besar serta terdapat air tejun kecil, konon tempat tersebut merupakan tempat memadu kasih antar Sultan Agung beserta Nyi Roro Kidul.

Terlepas dari percaya ataupun tidak percaya, cerita serta mitos tersebut berkembang hingga saat ini dan menjadi bagian dari budaya, beberapa kalangan yang tidak percaya menyebutkan bahwa mitos tersebut sengaja diciptakan untuk memperkuat legitimasi raja-raja jaman dahulu.
By Benyo96.com

Asal Usul Legenda Hantu Kuntilanak


Kuntilanak (bahasa Malaysia: Pontianak atau Puntianak, atau sering disingkat kunti) adalah hantu yang dipercaya berasal dari perempuan hamil yang meninggal dunia atau wanita yang meninggal karena melahirkan dan anak tersebut belum sempat lahir. Nama "puntianak" merupakan singkatan dari "perempuan mati beranak". Mitos ini mirip dengan mitos hantu langsuir yang dikenal di Asia Tenggara, terutama di nusantara Indonesia. Mitos hantu kuntilanak sejak dahulu juga telah menjadi mitos yang umum di Malaysia setelah dibawa oleh imigran-imigran dari nusantara.


Kota Pontianak mendapat namanya karena konon Abdurrahman Alkadrie, pendiri Kesultanan Pontianak, diganggu hantu ini ketika akan menentukan tempat pendirian istana.

Mitos hantu kuntilanak sejak dahulu juga telah menjadi mitos yang umum di Malaysia setelah dibawa oleh imigran-imigran dari nusantara.

Dalam cerita rakyat Melayu, sosok kuntilanak digambarkan dalam bentuk wanita cantik. Kuntilanak digambarkan senang meneror penduduk kampung untuk menuntut balas. Kuntilanak sewaktu muncul selalu diiringi harum bunga kemboja. Konon laki-laki yang tidak berhati-hati bisa dibunuh sesudah kuntilanak berubah wujud menjadi penghisap darah. Kuntilanak dikatakan sering menjelma sebagai wanita cantik yang berjalan seorang diri dijalan yang sunyi. 

Oleh karena itu, cerita ini kemungkinan dibuat untuk menghindari wanita diganggu oleh pemuda-pemuda yang takut akan Kuntilanak ketika berjalan seorang diri di jalan yang sunyi. Dalam cerita seram dan film horor di televisi Malaysia, kuntilanak digambarkan membunuh mangsa dengan cara menghisap darah di bagian tengkuk, seperti vampir.

Kuntilanak Dalam Legenda Sunda
Agak berbeda dengan gambaran menurut tradisi Melayu, kuntilanak menurut tradisi Sunda tidak memiliki lubang di punggung dan hanya mengganggu dengan penampakan saja. Jenis yang memiliki lubang di punggung sebagaimana deskripsi di atas disebut sundel bolong. Kuntilanak konon juga menyukai pohon tertentu sebagai tempat “bersemayam”, misalnya waru yang tumbuh condong ke samping (populer disebut “waru doyong”).

Ciri – ciri kuntilanak versi Sunda;
1. tertawa melengking
2. menangis
3. suka puing2 bangunan ato yg setengah jadi
4. sering bertempat di muara sungai ato pinggiran danau ato kolam
5. menyukai daging anak2 (makanya sering dibilang mereka suka menculik bayi)

Kepercayaan penangakalan
Berdasarkan kepercayaan dan tradisi masyarakat Jawa, kuntilanak tidak akan mengganggu wanita hamil bila wanita tersebut selalu membawa paku, pisau, dan gunting bila bepergian ke mana saja. Hal ini menyebabkan seringnya ditemui kebiasaan meletakkan gunting, jarum dan pisau di dekat tempat tidur bayi.

Menurut kepercayaan masyarakat Melayu, benda tajam seperti paku bisa menangkal serangan kuntilanak. Ketika kuntilanak menyerang, paku ditancapkan di lubang yang ada di belakang leher kuntilanak. Sementara dalam kepercayaan masyarakat Indonesia lainnya, lokasi untuk menancapkan paku bisa bergeser ke bagian atas ubun-ubun kuntilanak.

Adapun lagu untuk memanggil arwah/setan kuntilanak tersebut, yaitu dengan menyanyikan lagu tembang jawa tempo dulu yaitu “Lingsir Wengi” sebagai berikut;

” Lingsir wengi sliramu tumeking sirno…
Ojo tangi nggonmu guling…Awas jo ngetoro…
Aku lagi bang wingo wingo…
jin setan kang tak utusi…jin setan kang tak utusi…
dadyo sebarang…waja lelayu sebet… “


Artinya :
Menjelang malam dirimu(bayangmu) mulai sirna
jangan terbangun dari tidurmu
Awas jangan terlihat (memperlihatkan diri)..
Aku sedang gelisah…
Jin setan ku perintahkan…. Jin setan ku perintahkan..
Jadilah apapun juga …
namun jangan membuat maut(celaka)..

Dan…kesimpulanku ini Lingsir Wengi hanyalah sebuah Durma, macapat, kidung atau tembang jawa yang memang sudah terkenal sejak jaman dulu. Tembang menjelang larut malam. Banyak yang menyangkal bahwa itu adalah tembang untuk memanggil kuntilanak. Tapi banyak juga yang mengaku mengalami hal yg menyeramkan setelah mendengarkan lagu itu.

Lirik yang terakhir “ wojo lelayu sebet “ bahkan ada yang salah mengartikan (entah disengaja untuk menakut-nakuti, atau memang salah mengartikan), ” menjadi perantara untuk mencabut nyawamu…” 

Budaya populer Urband Legend Kuntilanak
Kepercayaan akan adanya kuntilanak atau sundel bolong sangat sering dijadikan sebagai bahan urban legend serta sinema. Berikut adalah beberapa film yang dibuat dengan inspirasi dari kuntilanak:
By Benyo96.com